Minggu, 18 April 2010

Determinan Kesehatan


A. Konsep Kesehatan
a. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologis,
merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), Misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
b. Perilaku Kesehatan
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Health Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
1) Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku –perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mem
pertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
1) Menu seimbang
2) Olahraga teratur
3) Tidak merokok
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
5) Istirahat yang cukup
6) Mengendalian stress
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
2) Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.
2) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
c. Konsep Sehat
Pengertian sehat mengandung banyak muatan sosial, cultural/budaya, dan pengertian ilmiah professional. Dari sudut pandang kedokteran, sehat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Seseorang disebut tidak sehat, apabila sedang menderita penyakit dan kesakitan, padahal pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Sehat harus dilihat dari berbagai aspek.

B. Determinan Kesehatan
Kini makin disadari bahwa kesehatan dipengaruhi oleh determinan - determinan sosial dan lingkungan fisik dan biologi. Determinan sosial yang mempengaruhi kesehatan antara lain :
1. Kesenjangan social: Masyarakat dengan kelas sosial ekonomi rendah, biasanya sangat rentan dan beresiko terhadap penyakit, harapan hidup juga rendah.
2. Stress: Stres merupakan keadaan psikologis/jiwa yang labil, kegagalan menanggulangi stress baik dalam kehidupan sehari - hari dirumah, lingkungan kerja akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
3. Pengucilan social: Kehidupan di pengasingan, perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak nyaman, tidak berharga, kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan, fisik dan mental.
4. Kehidupan dini: Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat, dukungan emosi kurang baik pada awal kehidupan akan memberikan dampak pada kesehatan fisik, mental dan kemampuan intelektual masa dewasa.
5. Pekerjaan: Stress ditempat kerja meningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian. Syarat - syarat kesehatan di tempat kerja akan membantu meningkatkan derajat kesehatan.
6. Pengangguran: Pekerjaan merupakan penopang biaya kehidupan, jaminan pekerjaan mantap akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, bagi diri dan keluarganya.
7. Dukungan social: Hubungan sosial, persahabatan, kekerabatan yang baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja
8. Penyalahgunaan Napza: Pemakaian Napza merupakan faktor memperburuk kondisi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Napza/Narkoba, Alcohol, Merokok akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
9. Pangan: Ketersediaan Pangan, pendayagunaan penghaasilan keluarga untuk pangan, cara makan berpengaruh terhadap kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak terhadap kesehatan dan penyakit.
10. Transportasi: Transportasi yang sehat, mengurangi waktu mengendarai, meningkatkan aktivitas fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan, mengurangi waktu tempat dalam kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, globalisasi, revolusi komunikasi, peradaban manusia juga berkembang, kata determinan -determinan yang mempengaruhi kesehatan senantiasa berubah, misalnya : perang, perdagangan senjata seks bebas dan eksploitasi seks pada remaja, pengerahan tenaga kerja dll. Kesehatan masyarakat dan pelayan kesehatan dasar, Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) telah mengalami perkembangan sejak mulai dikenal sejak awal abad 19. Perkembangan IKM mengikuti perkembangan pola penyakit di masyarakat. Bersamaan dengan berembangnya IKM, berkembang pula konsep pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan.
IKM pada abad 19 difokuskan pada risiko - risiko kesehatan yang ditimbulkan udara, air dan makan serta penyakit - penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk lingkungan. Pengetahuan tentang sebab musabab timbulnya penyakit masih terbatas. Penyakit dihubungkan dengan lingkungan buruk dan mistis. Abad 19 dan awal abad 20, mulai ditemukan bakteri, virus dan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit.
Maka keluar dari teori Germ (Germ Theory) sebagai penyebab penyakit. Ditemukan pula dasar Imunologi, mulai ditemukan vaksin dan obat antibiotika. Tahun 1920, Winslow memberikan definisi (pengertian) Ilmu Kesehatan Masyarakat : " Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup dan meningkatkan kesehatan fisik melalui upaya - upaya masyarakat yang meliputi upaya kesehatan lingkungan, penanggulangan penyakit menular, pendidikan kesehatan pada individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan kedokteran dan keperawatan untuk diagnosis dan pengobatan dini, serta menggerakkan masyarakat agar setiap individu terjamin standar kesehatan yang layak dalam memelihara kesehatannya. "
Pengertian tersebut menekankan pada kesehatan lingkungan, pelayanan kedokteran, pencegahan dan penyadaran masyarakat dengan pendidikan kesehatan diarahkan agar individu dan kelompok mampu menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, melakukan imunisasi, maupun mengobati penyakitnya secara dini.
Pola penyakit pun telah berubah, terutama di dunia Barat pada paruh kedua abad 20. Terjadinya pergeseran pola penyakit yang disebabkan infeksi ke pola penyakit disebabkan oleh gaya hidup dan lingkungan yang buruk. Sehubungan dengan hal itu, terjadi pergeseran pada IKM, yang lebih memfokuskan pada pendidikan kesehatan untuk menghindari perilaku-perilaku beresiko seperti merokok, diet rendah serat, serta kedokteran, pencegahan seperti skrining dan deteksi dini penyakit.
Pendidikan kesehatan mendapat perhatian penting, karena semakin mandapat perhatian penting, karena semakin disadari akan faktor - faktor risiko terjadinya penyakit serta konsekuensi sosial, ekonomi yang ditimbulkan termasuk anggatan dan pengobatan. Tahun 1980-1990 an, tampak pendidikan kurang dapat menjawab tantangan perubahan perilaku. Karena itu perlu pendekatan lebih komprehensif mengubah perilaku dan pemanfaatan sumberdaya untuk kesehatan.


























DAFTAR PUSTAKA

http://bascommetro.blogspot.com/2009/05/konsep-perilaku -kesehatan.html
http://www.fkm-untika-luwuk.com/2009/07/contest.html

Tidak ada komentar: